Ginjal pada janin terbentuk selama kehamilan. Pada masa kehamilan, ginjal yang sedang terbentuk tidak memainkan perannya dalam eliminasi zat-zat sisa dari dalam darah. Zat-zat sisa dieliminasi dalam plasenta dan memasuki sirkulasi darah ibu, lalu dikeluarkan melalui sistem kemih ibu.
Bayi dilahirkan dengan jumlah nefron (unit penyaring ginjal) dewasa. Meskipun demikian, nefron belum sempurna sepenuhnya dan pertumbuhan serta kematangannya akan berlanjut selama masa kanak-kanak.
Fungi ginjal pada bayi baru lahir, meskipun belum sempurna: dua fungsi utama dari ginjal, yaitu pengaturan cairan tubuh dan pembuangan zat-zat sisa, belum mencapai tingkat dewasa. Meskipun disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ginjal lebih sensitif terhadap beberapa kondisi.
Ginjal sepenuhnya sempurna pada usia 2 tahun. Pada usia ini, ginjal sudah mampu mengatur cairan tubuh dan membuang zat-zat sisa sama dengan kemampuan ginjal pada orang dewasa.
Selama masa kanak-kanak, sistem saluran kemih masih berkembang, misalnya kandung kemih terus tumbuh. Anak-anak juga belajar bagaimana mengontrol pengosongan kandung kemih mereka sekitar usia 2 sampai 3 tahun. Mereka menjadi lebih sadar dengan norma sosial. Semua faktor ini menjelaskan mengapa dengan bertumbuhnya anak, mereka akan perlu pergi ke kamar mandi lebih jarang.
Pada remaja, perkembangan pada sistem saluran kemih telah selesai. Pada usia 12 tahun, mereka biasanya akrab dengan perasaan ingin buang air kecil, dengan norma-norma sosial, dan mampu mengontrol pengosongan kandung kemih mereka. Akibatnya, fungsi saluran kemih dan pola berkemih remaja mirip dengan orang dewasa.
Namun, perempuan muda dan gadis remaja lebih berisiko terkena Infeksi Saluran Kemih (ISK). Gadis berusia antara 15 dan 29 tahun paling sering terkena infeksi ini: 1 dari 5 akan terkena ISK. Tingkat kejadian ISK untuk remaja pria masih rendah.
Apakah Anda tahu? | |
---|---|
Beberapa faktor risiko ISK pada remaja sama seperti faktor risiko pada dewasa. |
Terdapat beberapa perbedaan antara pria dan wanita dalam kesehatan ginjal. Berikut adalah dua perbedaan utama.
Batu ginjal sering ditemukan pada pria dan umum terjadi pada orang dewasa. Sebagian penjelasan adalah oleh karena perbedaan dalam diet antara pria dan wanita. Karena pria biasanya makan dalam jumlah yang lebih banyak, mereka memiliki lebih banyak zat sisa yang harus dibuang dibandingkan dengan wanita. Ini dapat menjelaskan mengapa pria disarankan untuk minum 2L air per hari, dan wanita disarankan untuk minum 1,6 L per hari. Selain itu, kemampuan ginjal pria untuk memekatkan urine lebih besar dibandingkan dengan wanita. Dengan demikian ginjal pria mampu menghasilkan urin yang lebih pekat, hal tersebut merupakan faktor risiko untuk batu ginjal.
Wanita lebih berisiko terhadap Infeksi Saluran Kemih daripada pria. Hal ini terutama karena perbedaan anatomi. Bakteri yang menyebabkan ISK disebut Escherichia coli dan dapat ditemukan dalam rektum atau vagina. Uretra wanita terletak dekat dengan vagina, serta dekat dengan rektum dan lebih pendek dari pada pria. Letak dan panjang uretra wanita menyebabkan resiko terhadap ISK yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
Kehamilan terkait dengan perubahan dalam sistem saluran kemih. Aliran darah pada wanita hamil meningkat. Karena darah yang harus disaring oleh ginjal bertambah, ginjal beradaptasi dengan meningkatkan kapasitas filtrasinya. Ukuran ginjal membesar, dan permukaan filtrasi meningkat tanpa adanya perubahan dalam jumlah nefron. Selain itu, di akhir kehamilan, kandung kemih ibu dapat menjadi dua kali lebih besar dari biasa.
Wanita hamil lebih berisiko pyelonephritis (Infeksi Saluran Kemih pada ginjal). Perubahan anatomi dan fisiologi dari sistem saluran kemih yang terjadi selama kehamilan cenderung memfasilitasi perkembangan bakteri ke ginjal. Beberapa gejala yang mirip dengan ISK biasa ditemui oleh wanita hamil (frekuensi buang air kecil yang lebih, dorongan untuk buang air kecil terus-menerus, ...) membuat pendeteksian infeksi kandung kemih lebih rumit. Hal ini dapat menjelaskan mengapa infeksi ini mencapai ginjal wanita hamil lebih sering daripada dengan wanita yang tidak hamil.
Apakah Anda tahu? | |
---|---|
Seorang wanita hamil membutuhkan lebih banyak air: seiring dengan pertumbuhan bayi, tubuh wanita hamil harus bereaksi terhadap peningkatan kebutuhannya, seperti air. Tubuh wanita hamil pada umumnya memperoleh tambahan 6 sampai 8L air selama kehamilan. European Food Safety Association (EFSA) juga merekomendasikan bahwa wanita hamil meningkatkan asupan air mereka hingga 1,8 L air per hari pada trimester kedua. |
Dengan pertambahan usia, massa dan fungsi ginjal berkurang. Seiring dengan berkurangnya masa ginjal (hingga 20%), ginjal lansia juga menjadi kurang mampu mengatur keseimbangan air. Dalam beberapa situasi, seperti dalam kasus diare atau demam, kapasitas lansia dalam menghemat air tubuh berkurang. Dengan demikian, lansia lebih sensitif terhadap beberapa situasi yang dapat menyebabkan risiko dehidrasi.
Infeksi Saluran Kemih (UTI) cukup umum terjadi pada lansia dan biasanya mengikuti kateterisasi, misalnya selama dirawat di rumah sakit. Untuk mencegah ISK, dokter sering menyarankan untuk meningkatkan asupan cairan, untuk menjaga kebersihan, dan menerapkan gaya hidup sehat.
Lansia lebih rawan terkena Penyakit Ginjal Kronis (PGK). Umur 60 tahun atau lebih umumnya dianggap sebagai faktor risiko PGK.